Perjuangan Anak SD di Perkampungan Terpencil Dusun Sukamade Banyuwangi

    Perjuangan Anak SD di Perkampungan Terpencil Dusun Sukamade Banyuwangi
    Bagus Mahardika setiap hari harus melewati jembatan gethek

    BANYUWANGI - Semangat belajar anak-anak di kampung terpencil Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini cukup tinggi. Untuk bisa ke sekolah, mereka harus berjuang dengan jalan kaki melewati jembatan getek. Bahkan setiap kali turun hujan dengan intensitas tinggi, sungai yang ada di kampung tersebut meluap dan mereka harus nekat menyeberang.

    Bagi anak-anak yang kampungnya dikeliling hutan jati dan perkebunan, kondisi itu sudah terbiasa. Tidak ada lagi rasa takut, mereka tetap berjalan untuk sekolah. "Mereka sudah terbiasa melewati sungai dengan melewati jembatan getek, " kata Kepala Dusun Sukamade Verry Nafaro, Sabtu (2/3/2024).

    Baca juga: Demi Perubahan

    Di perkampungan terpencil itu, ada sekitar 12 anak yang harus melewati sungai untuk ke sekolah di daerah seberang. Belasan anak tersebut, terdiri siswa SD dan SMP. "Kalau air banjir sudah meluap, anak-anak harus lewat jembatan getek, " kata Verry.

    Jembatan getek itu terbuat dari kayu yang disusun rapi di atas jirigen besar dengan diameter 50 centimeter. Puluhan jirigen menjadi media agar jejeran kayu dapat mengapung di atas sungai. "Jembatan yang dilewati siswa itu baru, karena yang lama terbawa banjir besar, " ucapnya.

    Verry mengaku terharu setiap melihat anak-anak berangkat sekolah melewati jembatan, terutama saat banjir. Sungai yang sering banjir, tidak mematahkan semangat untuk tetap sekolah demi menuntut ilmu. "Melewati jembatan tanpa alat pengaman sama sekali, kadang ada orang tua yang menemani anak-anaknya, " ujarnya.

    Bila di kampungnya turun hujan lebat lebih dari enam jam, debit air sungai akan naik dengan cepat dan meluap. "Kalau air sungai banjir besar, jembatan getek tidak bisa dipasang, warga jkuga tidak dapat melintas, " cetusnya.

    Salah satu siswa Bagus Mahardika (11) mengaku melewati sungai yang banjir tidak takut karena sudah terbiasa. Tapi, ia berharap ada jembatan permanen agar memudahkan menuju ke sekolah. "Ingin sekali ada jembatan, kalau banjir tidak lewat jembatan getek, " harapnya.

    Jembatan getek hanya berfungsi saat banjir tidak terlalu besar. Tapi kalau air sungai banjir besar, para siswa tidak bisa ke sekolah sekolah karena jembatan getek juga tidak bisa dipakai. "Kalau banjir besar bolos sekolah, tidak bisa menyeberang, " katanya.(***)

    banyuwangi jatim
    Hariyono

    Hariyono

    Artikel Sebelumnya

    Pertahankan Predikat WBK, Kalapas Banyuwangi...

    Artikel Berikutnya

    Kejari Banyuwangi Musnahkan Sabu 39,75 Gram...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati

    Ikuti Kami